Caligula dan Nikolai II

Hari ini aku namatin 2 serial Netflix dari 2 zaman yang berbeda, zaman Imperium Romawi dan zaman akhir Kekaisaran Rusia. Baru akhir-akhir ini aku sadar ternyata film dokumenter di Netflix bagus-bagus, aduh aku suka banget.

Kalau mau nonton jangan baca deh, aku mau spoiler soalnya. Tapi kan ini sejarah.

Dua serial ini tuh ada persamaan dan perbedaannya. Alurnya secara garis besar mirip, pengangkatan pemimpin baru yang belum matang dan diakhiri dengan kematian pemimpin itu, dua-duanya dibunuh. Kaisar Caligula dan Tsar Nikolai II ini juga selama masa pemerintahannya sama-sama sibuk nyari pewaris takhta sampai lupa rakyat. Menurut sejarah (menurut sejarah loh ya), mereka adalah contoh pemimpin yang nggak becus dan gagal.

Nah yang lebih menarik itu bagi aku adalah perbedaannya, yaitu dari kepercayaan dan gaya hidup mereka.

Caligula penganut Paganisme, kultus timur belum masuk ke kawasan eropa, pada saat itu Yesus baru saja dihukum mati. Berdasarkan buku Sejarah Tuhannya Karen Armstrong, Paganisme pada zaman itu menyembah dewa-dewa nenek moyang mereka sendiri (dewa romawi) digabung dengan dewa yunani dan sudah mengadopsi filsafat yunani. Pagan ini emang agama yang toleran, kultus-kultus lama tidak merasa terancam oleh kedatangan Tuhan baru. Tapi Caligula ini pagan KTP. Dia nidurin 3 saudarinya sendiri sampai salah satunya hamil, menikah dengan wanita yang udah hamil 8 bulan, gampang banget bunuh orang, suka nonton gladiator, dan juga pernah nipu rakyatnya dengan berpura-pura berhasil menginvasi Britain. Dia dibutakan oleh nafsu dan egonya sampai lupa dengan kesejahteraan rakyat. Masyarakat juga lama kelamaan kehilangan kepercayaan dan mengecam perilaku kaisarnya yang semena-mena, gila sex dan menikahi saudari kandungnya sendiri. Endingnya, para senat dan pamannya bersekongkol untuk membunuh Caligula karena sudah tak bisa dikendalikan.


Di serial yang satunya lagi, Nikolai II adalah seorang Tsar dari Kekaisaran Rusia yang memimpin selama 21 tahun. Akhir pemerintahannya menandai berakhirnya Kekaisaran Rusia setelah 300 tahun berkuasa. Dia adalah penganut Kristen Ortodoks yang sangat taat, setia sama istri dan sayang keluarga. Satu keluarga alim pokoknya, terutama istrinya (Tsarina Alexandra). Sampai-sampai untuk membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan negara, mereka lebih percaya dengan Rasputin (yang waktu itu dianggap orang suci/agamawan gitu dan bisa menyembuhkan sang pangeran yang mengidap hemofilia) daripada kaum politisi. Sedangkan bagi rakyat, Rasputin cuman rahib yang sok alim. Keberadaan Rasputin dan pengaruhnya yang semakin besar di lingkungan keluarga kerjaaan serta kebijakan-kebijakan yang tidak pernah menguntungkan rakyat membuat rakyat semakin muak. Ada gosip juga kalau sang Tsarina dan Rasputin punya hubungan gelap. Dengarin lagu Rasputin dong, versi Turisas favoritku.

She believed he was a holy healer
Who would heal her son
Ra ra Rasputin
Lover of the Russian queen

Ra ra Rasputin ~

Mereka ini sangat sibuk berdoa sampai nggak lihat hal-hal krusial kayak penderitaan rakyatnya sendiri. Endingnya, 1 keluarga dibantai oleh tim penembak dari kelompok Revolusi Rusia yang dipimpin oleh Lenin.

Nah di sini yang menarik kalau lihat gaya hidup kedua pemimpin ini, agama waktu dilepas kayak Caligula bisa menyebabkan kebutaan dan egoisme. Sedangkan waktu dipeluk dengan sangat erat kayak Nikolai II sekeluarga, dampaknya adalah sama.

Catatan tambahan:

  • Pembunuhan Yesus dilaksanakan waktu zaman Kaisar Tiberius (kaisar sebelum Caligula). Hukuman matinya dijatuhkan oleh Pontius Pilatus, gubernur Roma di Yerusalem dengan tuduhan ingin menjadi raja.
  • Setelah aku cari tahu lagi ternyata Marx semasa hidupnya aktif mengkritik monarki Rusia Tsar Nikolai I. Gereja emang sudah korup karena ikut menikmati posisi nyaman di sebelah singgasana kerajaan, tidak mendukung revolusi dan kerjaannya meninabobokan rakyat supaya tidak memberontak. Ini yang melatar-belakangi Karl Marx (1818 - 1883 M) berfikir bahwa agama cuman candu masyarakat. Makanya pada saat itu Marx yang awalnya Kristen Ortodoks beralih ke Atheisme. Dari sini kita punya 2 perspective tentang agama pada zaman itu. Dari cerita di serial merepresentasikan pandangan menurut kelas atas, dari Marx merepresentasikan kelas bawah.